tanpa disadari setiap hari kita gak bisa lepas dari yang namanya benda ini
Aissshhhh!!
contohnya sebagai anak kost kita beli makan 3 kali sehari
dengan asumsi makan itu kita bawa pulang berarti satu orang membawa pulang 3 kantong plastik baru/hari
belum ditambahkan ketika berbelanja macam2, belum lagi kalo ada yg minta dobell
diasumsikan 1 mhs menggunakan min 5 kantong plastik/hari universitas Jenderal Soedirman ada 8 fakultas jika 1 fakultas dianggap memiliki 750 mhs mka ada 6000 mhsx5kantong plastik/hari = 30.000kantong plastik/hari/mhs
ini untuk 1 kampus saja
bayangkan ada berapa ratus ribu mahasiswa serta ada berapa banyak ibu2 yang menggunakan kantong plastik juga
so... tidak heran ketika limbah plastik ini
mulai menimbulkan masalah
penelitian membutikan akibat limbah plastik 100.000 hewan laut mati/tahun
So temen2 ayo mulai untuk menolak plastik, dengan cara menggunakan plastik untuk beberapa kali bungkus :)berikut artikel terkait dengan limbah plastik
Ribuan sampah ditemukan di dalam perut penyu yang mati karena polusi laut. Inilah bukti dampak perilaku manusia terhadap kehidupan laut.
Penyu seringkali salah mengira sampah plastik sebagai ubur-ubur, salah satu makanan favorit mereka. Plastik dapat memblokir saluran pencernaan dan menyebabkan kematian perlahan serta menyakitkan karena kelaparan.
Penyu hijau (green sea turtle) yang mati itu ditemukan di lepas pantai Argentina dengan ukuran tubuh sepanjang 44 inci. Dalam edisi terbaru Marine Turtle Newsletterahli biologi menegaskan 75% penyu hijau mengkonsumsi sampah plastik termasuk, balon, sisa bola dan bekas pembungkus makanan.
"Hampir semua tubuh hewan laut, termasuk beberapa hewan yang sangat rentan dan langka di dunia, terkena dampak perilaku manusia. Terutama plastik," kata pengamat hewan laut Colette Wabnitz dari University of British Columbia.
Plastik juga sering muncul di sarang burung. Ikan paus, penyu dan albatros adalah beberapa hewan yang ‘gemar’ mengkonsumsi plastik.
“Lebih dari 260 spesies dilaporkan menelan dan terjerat puing plastik. Di seluruh dunia, setidaknya 260 juta ton plastik diproduksi setiap tahun. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan setengah ton sampah plastik pada 1950,” kata Wabnitz.
Satu miliar tas plastik digunakan setiap hari dan tiga dari seribu plastik terbuang ke laut.
"Tahun lalu, saya bahkan menemukan 76 tas plastik dalam satu menit di permukaan laut Indonesia saat saya berdiri di haluan perahu untuk meneliti penyu,” kata Wallace Nichols dari California Academy of Sciences.
sumber: http://rockypanjaitan.blogspot.com/2011/03/seram-perut-penyu-dipenuhi-ribuan.html
Apa yang akan kita wariskan ke anak cucu kita sampai generasi mendatang?
Sampai kapan hewan laut akan terus mati karena kantong plastik?
Ternyata plastik yang beredar di pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulit untuk terurai di alam. Akibatnya bila semakin banyak orang yang menggunakan plastik, akan semakin meningkat pula pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air dan tanah menjadi tidak subur. Serta terjadinya polusi udara apabila plastik tersebut dibakar dan teroksidasi oleh udara, lalu racun dari pembakaran plastik yang disebut dioksin itu akan terhirup oleh makhluk hidup. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi.
Produksi kantong plastik menghasilkan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global, sembilan persen sampah di tempat pembuangan akhir adalah kantong plastik, dan lebih dari sejuta burung dan 100.000 mamalia laut dan penyu laut mati setiap tahunnya akibat memakan atau terjerat plastik. Untuk bahan dasar dari plastik tersebut, yaitu minyak bumi juga termasuk bahagian dari sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Artinya minyak bumi tersebut sewaktu-waktu akan habis.
Dengan frekuensi pemakaian kantong plastik sesering yang kita lakukan sekarang, satu-satunya warisan yang tersisa untuk cucu dan buyut kita di masa depan terancam hanyalah kantung plastik. Karena kantong plastik membutuhkan 1000 tahun untuk terurai dan menghilang dari Bumi. 100 millyar kantong plastik yang di gunakan di Indonesia tiap tahunnya dan 100.000 hewan laut mati tiap tahunnya.
Tidak hanya hewan laut saja. Berdasarkan dari berita yang di lansir oleh liputan 6, satu - satunya jerapah yang ada di kebun binatang Surabaya mati karena terdapat plastik dalam jumlah yang cukup banyak di dalam perutnya. Lambat laun tidak hanya hewan laut, tapi semua hewan akan hilang dari muka bumi dan Plastik yang akan kita wariskan pada anak dan cucu di masa depan.
Dibalik semua kerugian tsb
limbah plastik memberi sedikit manfaat
Dibalik semua kerugian tsb
limbah plastik memberi sedikit manfaat
Limbah Plastik di Samudra Membawa Manfaat
Namun, material-material ini berpotensi untuk tertelan oleh hewan-hewan laut dan merusak saluran pencernaannya.
Jumlah serpihan-serpihan plastik yang mengapung di kawasan timur laut Samudra Pasifik meningkat ratusan kali lipat dalam 40 tahun terakhir. Kondisi tersebut terdokumentasi oleh sejumlah peneliti dari Scripps Institution of Oceanography saat mereka menjaring sampah-sampah itu di perairan lepas pantai California, Amerika Serikat.
Kesimpulan tersebut diambil setelah mereka membandingkan “tangkapan” mereka dengan data jumlah sampah yang pernah dikumpulkan di kawasan tersebut sebelumnya. Laporan tersebut kemudian dipublikasikan di jurnal Biology Letters.
“Kami tak berharap akan mendapati kenyataan ini,” kata Miriam Goldstein, peneliti dari Scripps. “Saat Anda pergi ke kawasan utara Pasifik, jumlah sampah yang ditemukan akan sangat bervariasi. Artinya, menemukan pola yang sangat jelas dan peningkatan yang amat pesat sangat mengejutkan,” ucapnya.
Plastik yang dibuang ke laut lepas dan tidak tenggelam pada akhirnya akan melebur. Sinar matahari dan pergerakan gelombang akan melumat plastik-plastik tersebut menjadi potongan-potongan yang lebih kecil hingga berukuran sebesar kuku jari atau bahkan lebih kecil. Yang jadi masalah, material-material itu berpotensi untuk tertelan oleh hewan-hewan laut dan merusak saluran pencernaannya.
Uniknya, ada fakta mengejutkan yang ditemukan oleh Goldstein dan timnya. Serpihan-serpihan plastik itu memudahkan serangga laut (Halobates sericeus) untuk menempatkan telurnya di samudera. “Umumnya, hewan ini menempatkan telur-telurnya di bulu burung yang terlepas, getah tembakau yang hanyut, atau bahkan batu apung. Namun studi kami menunjukkan bahwa H. sericeus sangat terbantu dengan banyaknya sampah plastik di permukaan Samudra Pasifik,” ucapnya.
Goldstein dan timnya juga menemukan hubungan kuat antara keberadaan Halobates dan limbah plastik setelah membandingkan data-data yang pernah dicatat selama 40 tahun terakhir. “Kami mengira hanya akan ada sedikit Halobates jika banyak limbah plastik – yang bisa saja mengandung racun berbahaya. Tetapi ternyata, kami menemukan sebaliknya. Di kawasan yang banyak limbah plastik, kami menemukan banyak Halobates,” ucapnya.
“Artinya, mereka berkumpul di sekitar limbah plastik, bertelur, dan menetaskan di sana. Bagi Halobates, limbah-limbah plastik ini justru bermanfaat."
Meski begitu, membengkaknya jumlah limbah plastik di Samudra Pasifik tetap menjadi kekhawatiran tersendiri. Peneliti Scripps juga menemukan bahwa sembilan persen ikan yang dipelajari di kawasan tersebut menyimpan limbah plastik di perutnya. Temuan ini, juga dengan laporan yang dipublikasikan di jurnal Marine Ecology Progress Series, memperkirakan, ikan-ikan yang menghuni Samudra Pasifik utara di kedalaman menengah telah menelan plastik dengan jumlah rata-rata antara 12 sampai 24 ribu ton per tahun.
“Racun adalah masalah yang paling sering dikhawatirkan terkait polusi jenis ini,” kata Goldstein. “Tetapi selain itu, efek limbah plastik terhadap ekosistem secara lebih luas juga berbahaya dan perlu dipelajari lebih lanjut,” ucapnya.
(Abiyu Pradipa. Sumber: BBC News)
source: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/05/limbah-plastik-di-samudra-membawa-manfaat(Abiyu Pradipa. Sumber: BBC News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar